Selasa, 03 April 2012

"ASA KHAIR",, mudah.mudahan semuanya menjadi BAIK :*



ALKISAH disebuah kerajaan, seorang raja memiliki kegemaran berburu. Suatu hari, ditemani sepasukan penasihat dan pengawalnya, raja pergi berburu kehutan. Karena kurang hati-hati, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam. Raja bersedih dan meminta pendapat dari penasihatnya. Karena tidak tahu kagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasihat itu berkata, “Asa Khair” Baginda semoga semuanya baik, apapun yag terjadi patut disyukuri.” Mendengar ucapan penasehatnya itu sang raja langsung marah besar. “kurang ajar! Kena musibah bukannya dihibur tapi malah berkata, Asa Khair, disuruh bersyukur!”
Saking marahnya, raja langsung memenjarakan si penasihat. Dan sang raja mengangkat penasihat yang baru. Hari terus berganti, meski telah kehilangan jari kelingking, raja tidak juga menghentikan kegemarannya berburu. Suatu hari sang raja bersama penasihatnya yang baru dan rombongan, beburu kehutan yang  jauh dari  istana. Tidak terduga, saat berada di tengah hutan, raja dan penasihatnya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba mereka dihadang oleh orang-orang suku primitif. Keduanya lalu ditangkap dan diarak untuk dijadikan korban persembahan kepada sang dewa. Sebelum dijadikan persembahan kepada para dewa, raja dan penasihatnya dimandikan. Saat giliran raja, barulah ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya cacat. Raja itupun dianggap tidak layak untuk dijadikan persemabahan kepada para dewa. Akhirnya, raja dibebaskan begitu sja oleh suku primitif itu. Dan si penasihat yang dijadikan persembahan kepada para dewa.
Setelah bersusah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali ke istana. Raja langsung memerintahkan supaya penasihat yang dulu dijatuhinya hukuman penjara segera dibebaskan..
“penasihat ku, aku berterima kasih kepadamu. Nasihatmu “Asa Khair” ternyata benar. Apapun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, hari ini aku bisa pulang dengan selamat.” Kemudian, raja menceritakan kisah perburuannya waktu itu secara lengkap. Setelah mendengar cerita raja, buru-buru si penasihat berlutut sambil berkata, “terima kasii baginda. Saya juga bersyukur baginda telah memenjarakan saya waktu itu. Karena jika tidak, mungkin sekarang ini, sayalah yang menjadi korban dan dipersembahkan kepada dewa suku primitif itu.”
Cerita di atas mengajarkan suatu nilai yang sangat mendasar, yaitu “Asa Khair” apapun yang terjadi. Selalu bersyukur. Saat kita dalam keadaan maju dan sukses, kita patut bersyukur. Saat musibah datang pun  kita tetap bersyukur. Dalam kehidupan ini, memang tidak selalu bisa berjalan mulus seperti  yang diharapkan. Kadang kita dihadapkan dengan kenyataan hidup berupa kekhilafan, kegagalan, penipuan, fitnah, penyakit, musibah, ataupun bencana alam. Manusia dengan segala kemajuan berfikir , teknologi, dan kemampuan antisipasinya, selalu berusaha mengantisipasi segala potensi kegagalan, bahaya atau musibah. Namun kenyataannya, tidak semua aspek bisa manusia kuasai. Ada wilayah “X” yang keberlangsungannya sama sekali diluar kendali manusia. Inilah wilayah Tuhan Yang Maha Kuasa denagn segala misterinya.
Sebagai makhluk yang berakal budi, wajar kita berusaha menghindarkan segala bentuk marabahaya. Tetpai jika marabahay datang dan kita tidak lagi mampu untuk mengubahnya, maka kita harus belajar dengan rasa syukur dan jiwa yang besar untuk menerimanya. Sungguh, perasaan bisa bersyukur dalam keadaan apapun merupakan kekayaan jiwa. Seperti ucapan penasihat kepada rajanya, “ASA KHAIR” semoga semuanya menjadi baik..
J semangat sahabat..
This all the best for life..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar