Dikisahkan dalam kitab Tanbihul Ghafilin oleh Al-
Samarqandi, dari Ikrimah bahwa suatu ketika, seorang ahli ibadah
melewati sebuah pohon. Dia tiba-tiba sangat marah karena melihat orang-orang
berduyun menyembah pohon itu. Ia pun kembali kerumahnya mengambil kapak dan
kembali untuk menebang pohon itu.
Namun, di perjalanan ia dicegat iblis yang
melarangnya menebang pohon itu. Ia bersikeras bahwa pohon itu harus ditebang,
karena merupakan sebab kesyirikan, menduakan allah. Namun iblis terus
mencegatnya hingga terjadi pergulatan. Dengan mudah, ahli ibadah itu
mengalahkan iblis yang menyerupai manusia biasa. Karena kalah, lalu iblis
menawarkan dua dinar yang akan ditaruh dibawah bantal lelaki itu setiap harinya.
Ia pun setuju. Beberapa hari berikutnya ia begitu menikmati dua dinar pemberian
yang ditaruh di bawh bantalnya. Hingga dihari kesekian, seperti biasanya,
lelaki itu terbangun, namun kali ini ia tidak menemukan apa-apa dibawah
bantalnya.
“Kurang ajar, aku telah ditipu, sekarang aku
akan menebang pohon itu,” seru abid geram.
Dijalan ia kembali ditemui iblis dalam bentuk
manusia lagi seraya ditanya, “Hendak kemanakah engkau ?”
Dengan masih marah, lelaki ahli ibadah itu menjawab,
“Aku akan menebang pohon yang disembah itu.”
Iblis menukas, “Engkau berbohong, bukan karena
itu engkau menebangnya.”
Abid terus melangkah untuk menebang pohon yang
disembah orang itu, sehingga iblis itu marah dan membantingnya ketanah lalu
mencekiknya erat, seraya bertanya,
“Tahukah engkau, siapa aku sebenarnya ? Aku
adalah iblis! Engkau datang pertama kali hendak menebang pohon itu karena
semata membela Allah sehingga aku tidak mempunyai cara mengalahkanmu. Lalu, aku
perdaya engkau dengan dua dinar dan engkau pun tidakjadi menebangnya. Karena sekarang
engkau datang karena marah demi uang dua dinar itu maka aku dapat
mengalahkanmu. Hanya dengan keikhlasan engkau bias mengalahkanku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar