Selasa, 03 April 2012

semua ada WAKTUNYA!!!!



Merupakan keadilan allah bahwa dia memberi setiap manusia waktu 24 jam sehari.. Rasulullah, Muhammad, punya waktu 24 jam sehari. Umar Bin Al-Khattab Dan Abu Jahal, juga masing-masing  punya waktu 24 jam sehari. Yang membedakan biasanya adalah hasil yang tercipta dari 24 jam itu. Ada yang telah berbuat banyak, ada juga yang tidak menghasilkan apa-apa. Bahkan dari waktu sedurasi itu ada yang masuk surga, ada juga yang masuk neraka. Sekali lagi yang membedakan ada hasilnya.
Dari waktu 24 jam itu,semestinya telah memiliki alokasi yang jelas. Ada waktu untuk allah, ada waktu untuk keluarga, ada waktu untuk bekerja dan seterusnya. Hal yang tidak bijak adalah jika seluruh waktu dipakai untuk rekreasi, atau untuk keluarga misalnya. Disinilah pentingnya keseimbangan dalam mengisinya. Tidak semua waktu dipakai untuk sujud dan ruku, karena manusia itu terdiri dari tiga unsur,, : akal, jasad, dan ruh, yang masing-masing mempunyai kebutuhan. Kebutuhan akal adalah tadabur, membaca dan menganalisa. Kebutuhan jasad adalah makan, minum dan istirahat. Sedangkan kebutuhan ruh adalah amal shaleh.
Rasulullah telah mengajarkan umatnya untuk mengalokasikan setiap waktu sesuai pada tempatnya. Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari Hanzalah, sahabat senior yang banyak menulis  hadits-hadits Rasulullah, suatu ketika ia melewati rumah Abu Bakar dalam keadaan menangis. Melihat keadaan seperti itu , Abu Bakar bertanya, “ada apa denganmu wahai sahabatku ? , Hanzalah mengapa engkau menangis ?”
Hanzalah menjawab, “hanzalah telah dihinggapi sifat munafik wahai Abu Bakar, bagaimana tidak, jikalau kita duduk disamping Rasulullah, sembari mendengarkan nasehat, bimbingan dan petuah-petuahnya yang menyentuh hati, beliau menggambarkan pada kita kobaran api neraka dan menceritakan tentang surga dengan segala keindahannya, seolah-olah nampak dihadapan kita. Namun, apakah kita kembali lagi bercengkrama dan bersenda gurau dengan keluarga kita, kita tiba-tiba melupakan akhirat yang abadi dan banyak lupa dan kufur kepada allah.”
Abu Bakar berkata, “demi Allah, aku juga tidak berbeda denganmu wahai Hanzalah. Aku merasakan hal yang sama. Kalau begitu, mari kita beranjak menuju rumah Rasulullah, untuk mendiskusikan keadaan ini.” Kedua sahabat itu pun mengarahkan langkah kaki menelusuri jalan menuju rumah Rasulullah.
Rasulullah menjemputnya dengan senyuman tulus sebagaimana layaknya menyambut seorang kawan setia,  “Ada apa denganmu wahai Hanzalah. Mengapa engkau menangis ?”
Hanzalah menjawab, “Aku merasa dihinggapi sifat munafik wahai rasulullah. Bagaimana tidak, saat duduk disampingmu, Rasulullah, dan mendengrakan petuah-petuahmu dan bimbinganmu, aku merasa yakin. Namun, saat aku kembali lagi bercengkrama dan bersenda gurau dengan keluarga kami aku pun lupa semuanya dan kufur kepada Allah.”
Rasulullah kemudian berkata, “Kalau seandainya kalian terus berada disisiku untuk diingatkan surga dan neraka maka para malaikat pasti menghampiri majelis-majelis dan berjabat tangan dengan kalian. Para malaikat juga menghampiri kalian di jalan dan diatas pembaringan. Akan tetapi, wahai Hanzalah, sa’atan-sa’atan segala sesuatu ada waktunya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar